Modal yang tercampur dengan kebutuhan keluarga adalah masalah klasik. Solusinya cuma satu, yaitu harus disiplin memisahkan uang usaha dan uang keluarga. Kalau dari awal, misalnya, uang Rp. 1 juta sebagai modal, maka 1 juta itu tidak bisa diutak-atik untuk kebutuhan lain. Harus muter terus di bisnis. Sementara untuk kebutuhan dadakan usahan sisihkan dari laba / keuntungan penjualannya. Kalau belum dapat untung, harus berani dan disiplin memaksakan diri untuk tidak mengambil dari modal usaha.
Untuk itu perlunya pencatatan yang rapi mengenai uang yang masuk, penggunaannya, saldonya, hutang piutangnya, dll. Syukur2 bisa menngikuti prinsip2 akuntansi, tidak perlu yang rumit-rumit, yang sederhana saja. Asalkan dari catatan tersebut kita bisa melihat dengan jelas jalannya usaha dan posisi terakhirnya.
2. Bagaimana mengatasi lokasi rumah yang tidak strategis?
Buka usaha di tempat tidak strategis, harus diiringi upaya pemasaran yang gencar. Perlu didukung promosi yang terus menerus. Tujuannya agar orang-orang di sekitar kita tahu kalau di rumah kita ada usaha yang bisa memenuhi kebutuhan mereka akan jilbab dll. Promosi tidak mesti harus mahal, bisa dari mulut ke mulut, ketika kita sedang berkumpul dalam acara pertemuan, arisan, kondangan, pengajian, dll.
Alternatif lain bisa buka usaha online, untuk strategi ini silahkan bisa belajar dari yang sudah jalan dan sudah ahli, atau ikuti tips bisnis online Jilbab Meidiani.
3. Bagaimana caranya agar pembeli mau membeli secara cash?
Agar pembeli mau beli secara cash, kita harus tegas menolak pembelian secara kredit. Kemudian berikan penawaran-penawaran yang menarik dan istimewa kalau orang mau beli cash akan dapat keuntungan tambahan (ingat prinsip nilai tambah). Misalnya kalau beli cash RP 50.000 dapat hadiah sabun colek, kalau beli Rp 100.000 cash, dapat hadiah sabun mandi dll. Tentunya hadiahnya jangan sampai lebih mahal dari keuntungannya.
Kalaupun harus ada yang diberi keringanan membeli secara kredit, kita harus pilih-pilih memberikan kredit pada orang. Prinsipnya kalau kita berani ngasih kredit, kita harus berani menagihnya. Kalau kira-kira kita nantinya tidak bisa / tidak berani menagih atau ada potensi kesulitan menagih, lebih baik lupakan saja penjualan kreditnya. Mending berurusan dengan orang lain yang lebih bisa dipegang amanahnya.
4. Bagaimana caranya mendapatkan modal usaha untuk menambahi modal yang pas-pasan?
Bagi kita yang modalnya sudah pas-pasan, menurut saya yang penting kita disiplin mengelola modal yang benar2 sudah ada dalam genggamban kita. Tidak perlu muluk-muluk memimpikan pinjaman lunak dalam jumlah besar dari pihak lain. Kelola dulu bisnis kita sehingga benar-benar kelihatan untungnya, InsyaAlloh nanti tambahan modal akan datang lebih mudah lagi.
Kalaupun butuh dana tambahan, ini ada beberapa cara yang relatif aman untuk diambil bagi kita sebagai pemula:
- Sisihkan sebisa mungkin dari penghasilan kita sebagai karyawan atau dari penghasilan suami sebagai karyawan. Karena kebanyakan masalah yang dialami para karyawan sebenarnya bukan hanya pada jumlah gaji yang kecil, tapi karena kita yang kurang bisa mengelola sehingga selalu besar pasak daripada tiang. Kalau kita disiplin mengelola dan bisa berhemat, pasti bisa dapat modal tambahan
- Pinjam dari saudara / kerabat. Jangan dulu berurusan dengan Bank atau institusi keuangan lain, sebelum kita benar2 bisa menghasilkan laba dari usaha. Kalau bisa pinjam dulu dari orang-orang dekat kita sewajarnya dan harus bisa memastikan atau punya keyakinan kita bisa mengembalikan pinjaman tersebut.
- Membantu menjualkan produk orang lain (kita sebagai sales). Ini bisa dilakukan dengan modal yang sangat kecil. Tinggal tentukan produk atau jasa yang ingin kita bantu pemasarannya. Itung-itung sekalian belajar berbisnis lewat bisnis orang lain dulu.
Semoga bermanfaat!