CINTA adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan tak terkira, ia jelas, sejelas matahari.

Sabtu, 09 April 2011

KISAH GADIS KECIL DAN HASAN AL BASHRI

Sore itu Hasan Al Bashri sdg duduk di teras rumahnya. Rupa2nya ia sdg bsantai makan angin. Tak lama stl ia duduk bsantai, lewat jenasah dgn iring2an pelayat dibelakangnya. Dibawah keranda jenazah yg sdg di usung, berjalan gadis kecil sambil terisak2. Rambutnya tampak kusud dan terurai, tak beraturan.

Al bashri tertarik penampilan gadis kecil tadi. Ia turun dr rumahnya dan turut dlm iring2an. Ia bjalan di belakang gadis kecil itu. Diantara tangisan gadis itu terdengar kata2 yg mgambarkan kesedihan hatinya.” Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini.” Hasan Al bashri menyahut ucapan sang gadis kecil, “ Ayahmu jg sebelumnya tak pernah mengalami peristiwa seperti ini.”

Keesokan harinya, usai sholat subuh, ketika matahari menampakkan dirinya di ufuk timur, sbgmn biasanya Al bashri duduk di teras rumahnya. Sejurus kmd , gadis kecil kemarin melintas ke arah makam ayahnya. “ gadis kecil yg bijak,”gumam Al bashri, “ aku akan ikuti gadis kecil itu.”

Gadis kecil itu tiba di makam ayahnya. Al bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak geriknya scr diam2.
Gadis kecil itu bjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Kmd ia meratap dg kata2 yg terdengar sex o Al bashri.
“Ayah, bgmn keadaanmu tinggal sendirian dlm kubur yg gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur ?”
“Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu u mu, semalam siapa yg menyalakannya u mu? Kemarin msh kubentangkan tikar, kini siapa yg melakukannya, ayah ?
Kemarin malam aku msh memijat kaki dan tanganmu, siapa yg memijitmu smalam, ayah ? Kemarin aku yg memberimu minum, siapa yg memberimu minum td malam ?
Kemarin malam aku msh membalikkan badanmu dr sisi yg satu ke sisi yg lain agar engkau merasa nyaman, siapa yg melakukannya u mu semalam , ayah ?
Kemarin malam aku menyelimuti engkau, siapakah yg menyelimuti engkau semalam , ayah ?
Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yg mperhatikanmu td malam, ayah?
Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut panggilanmu, lantas siapa yg menjawab panggilanmu td malam , ayah ?
Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapa yg menyuapimu semalam, ayah ?
Kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan u mu ayah, td malam siapa yg memasakkanmu? “

Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan Al bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dr tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata2 gadis kecil itu.
“ Hai gadis kecil ! Jangan berkata seperti itu, tetapi ucapkanlah :
“ Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apk kau msh seperti itu atau telah berubah, ayah ?
“kami kafani engkau dg kain kafan terbaik, msh utuhkah kain kafan itu, atau telah tercabik2, ayah?
“Kuletakkan engkau di dlm kubur dg badan yg utuh, apk msh demikian atau cacing tanah telah menyantapmu, ayah ?
“Ulama mengatakan bahwa hamba yg mati di tanyakan imannya, Ada yg menjawab dan ada jg yg tdk menjawab. Bgmn dg engkau, ayah ? Apk engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, ayah ? Ataukah, engkau tak berdaya ?”
“ Ulama mengatakan bahwa mereka yg mati akan diganti kain kafannya dg kain kafan dr surga atau dr neraka. Engkau mdapat kain kafan dr mana , ayah ?
“Ulama mengatakan bahwa kubur sbg taman surga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau kadang menghimpitnya sbg tulang belulang berserakan . Apk engkau dibelai atau di marahi, ayah ?
“Ayah, kata ulama, orang yg dikebumikan menyesal mengapa tdk memperbanyak amal baik. Orang yg ingkar menyesal dg tumpukan maksiatnya. Apk engkau menyesal krn kejelekanmu ataukah krn amal baikmu yg sedikit, ayah ?
“Jika kupanggil engkau sll menyahut . Kini aku memanggilmu di atas gundukan kuburmu, lalu mengapa aku tak bisa mendengar sahutanmu, ayah ?
“ Ayah, engkau telah tiada. Aku sdh tdk bisa menemanimu lg hingga hari kiamat nanti. Wahai ALLAH , jgnlah Kau rintangi pertemuanku dg ayahku di akherat nanti.”

Gadis kecil itu menengok kpd Hasan Al Bashri seraya berkata,” Begitu indah ratapanmu kpd ayahku. Betapa baik bimbingan yg telah kuterima. Engkau ingatkan aku dr lelap lalai.”

Kmd , Hasan Al Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam . Mereka pulang sembari berderai tangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar